Abstract:
Integrated production-distribution problem resolution using analytical model
lacks of consideration of many uncertainties along supply chain line such as
delays, queues, machine breakdown, vehicle malfunction, and environmental
factor. By utilizing simulation as complex stochastic system modelling, this
research aims to develop hybrid analytical-simulation approach to resolve
integrated production-distribution model. Time capacity adjustment isrequired
if production-distribution plan obtained from analytical model requires longer production
and delivery time than available. The adjustment is using a procedure developed
based on duration obtained from simulation model and is used to obtain adjusted
time capacity. The implementation of hybrid method to resolve integrated production-distribution
problem on two echelon supply chain with 2 factories and 5 Distribution Centre
(DC) shows a feasible solution was obtained on the third iteration.
Keywords:
Supply chain, production-distribution integration, analytical model, simulation
model, stochastic.
Pendahuluan
Proses utama dalam sebuah Supply Chain
(SC) adalah perencanaan produksi dan distribusi (Lee dan Sook, [7]). Adanya
persaingan ketat dan pasar global telah mendorong perusahaan untuk mengurangi biaya
operasi dan persediaan di sepanjang SC sehingga membawa hubungan yang lebih
dekat diantara fungsi produksi dan distribusi (Chen, [3]). Sebagai akibatnya
perusahaan harus beralih dari pengambilan keputusan yang bersifat terpisah
menjadi menjadi terkoordinasi dan terintegrasi diantara fungsi-fungsi yang ada
(Thomas dan Paul, [10]).
Linear Programming (LP)
dan Mixed Integer Programming (MIP) banyak digunakan untuk membuat model
analitik pada problem integrasi produksi distribusi. Namun model
analitik memiliki kelemahan karena mengasumsikan waktu produksi dan pengiriman
bersifat deterministik, sehingga kurang mampu mengakomodasi
ketidakpastian yang ada di dalam SC. diantaranya delay, antrian,
kerusakan mesin, kerusakan kendaraan,
dan faktor lingkungan (cuaca, macet). Simulasi telah terbukti sebagai alat
evaluasi performansi yang efektif dan alat pemodelan untuk sistem stokastik di
dunia nyata yang sangat kompleks. pada
kebijakan replenishment di pabrik
dan Distribution Center (DC). Lee dan Sook [7] dan Garside [5] menggunakan
model simulasi yang telah mempertimbangkan faktor stokastik SC untuk
memvalidasi solusi model analitik yang telah dikembangkan sebelumnya.
Kedua model simulasi tersebut menggambarkan network supply chain yang
berbeda namun hasil simulasi menunjukkan solusi model analitik
menjadi tidak layak karena total waktu simulasi melebihi kapasitas waktu
produksi yang tersedia, sehingga diperlukan penyesuaian atau
penambahan kapasitas agar solusi model
analitik menjadi layak pada saat diimplementasikan. maka penelitian ini
bertujuan mengembangkan pendekatan hybrid analitik-simulasi untuk
menyelesaikan problem integrasi
produksi-distribusi pada sebuah SC terdiri dari banyak pabrik yangakan
mensuplai berbagai jenis produk ke banyak DC. Penggabungan kelebihan kedua
model tersebut akan menghasilkan solusi rencana produksi dan distribusi yang
meminimalkan biaya produksi dan distribusi dan layak diimplementasikan di
realita.
Metode Penelitian
Penelitian ini mengasumsikan bahwa
hubungan antara variabel-variabel dalam fungsi tujuan dan pembatas adalah
linear. Selain itu beberapa parameter model dipertimbangkan bernilai stokastik.
dikarenakan mengakomodasi ketidakpastian yang berlangsung dalam supply chain.
Ketidakpastian berupa delay, variasi kecepatan kendaraan, kerusakan mesin
dan kerusakan kendaraan akan mempengaruhi nilai parameter waktu produksi, waktu
perjalanan, kapasitas waktu produksi dan kapasitas waktu kendaraan menjadi acak
atau berdistribusi peluang tertentu. penelitian ini diputuskan untuk
menggunakan model linear deterministik agar penyelesaian masalah lebih mudah
dilakukan dan selanjutnya akan digunakan simulasi untuk mengakomodasi
ketidakpastian berupa variasi waktu produksi, kecepatan kendaraan, kerusakan
mesin dan kerusakan kendaraan.
Metode Penelitian akan menjelaskan
tahapan-tahapan penelitian yang dilakukan yaitu:
(1) formulasi model analitik
(matematika)
(2) perancangan model simulasi, dan
(3) pengembangan prosedur hybrid analitik-simulasi.
Formulasi Model Analitik
Garside [6] mengembangkan model
integrasi produksi-distribusi untuk menentukan jenis produk yang harus diproduksi,
jumlah produksi, kuantitas dan jumlah pengiriman dari masing-masing pabrik ke
masing-masing DC, serta persediaan di pabrik dan DC. Persediaan tersebut
berfungsi sebagai safety stock sehingga pabrik dan DC dapat
mengantisipasi
ketidakpastian permintaan dan pasokan yang
berlangsung dalam supply chain dan anticipation / seasonal
stock dimana pabrik dan DC menggunakan persediaan yang dibuat pada periode
permintaan rendah untuk memenuhi permintaan pada musim puncak. Model ini
memodifikasi model yang telah dikembangkan sebelumnya dengan mengijinkan permintaan
tidak terpenuhi jika tidak menggunakan alokasi persediaan dan pabrik akan
kehilangan biaya kesempatan untuk memenuhi permintaan tersebut dan ada beberapa
Variabel keputusan dalam model integrasi produksi.
Perancangan Model Simulasi
Perancangan model simulasi menggunakan software
ARENA dan VBA yang terintegrasi dalam software tersebut. Data-data
yang diinputkan pada model simulasi meliputi:
(1) Rencana produksi – distribusi yang
dihasilkan dari model analitik. Untuk mempermudah
proses input dikembangkan Worksheet Excel
yang terintegrasi dengan VBA ARENA sehingga setiap perubahan secara otomatis
akan merubah model simulasi.
(2) Waktu produksi tiap produk di tiap
pabrik.
(3) Jarak dari tiap pabrik ke tiap DC.
(4) Kecepatan kendaraan.
(5) Waktu antar kerusakan dan perbaikan
mesin di masing-masing pabrik.
(6) Waktu antar kerusakan dan waktu
perbaikan masing-masing kendaraan.
Model simulasi untuk aktivitas produksi pada
pabrik terdiri dari proses kedatangan produk setengah jadi dari line production
yang lain, proses produksi, penentuan jumlah produk yang
akan dikirim, penentuan kendaraan dan distribution
center yang akan dituju. Produk yang telah digolongkan berdasarkan
ukuran pengiriman, tujuan, dan kendaraan, selanjutnya dikirimkan dengan
menggunakan kendaraan menuju distribution center. Dalam
penelitian ini, sub model travel dan distribution center merupakan model
simulasi untuk aktivitas distribusi yang berlangsung dari pabrik ke DC.
Pengembangan Prosedur
Hybrid Analitik-
Simulasi
Prosedur hybrid analitik-simulasi
yang dikembangkan mengacu pada prosedur yang diusulkan Lee and Sook [7] dengan
perbedaan terletak pada prosedur penyesuaian kapasitasnya. Penyesuaian tersebut
berdasarkan waktu dari model simulasi sehingga diperoleh kapasitas waktu yang
disesuaikan (adjusting capacity). Ada 10 Step penyesuaian kapasitas
produksi untuk Menghitung selang kepercayaan rata-rata waktu simulasi di
masing-masing pabrik pada tiap periode dengan menggunakan uji t pada
tingkat kepercayaan 95%. Serta menetapkan batas atas/nilai maksimum dari selang
kepercayaan sebagai waktu
simulasi di abrik ke-p pada
periode k-t dan sebagainya.
Hasil dan
Pembahasan
Pada bagian ini diberikan contoh numerik
sebagai gambaran implementasi pendekatan hybrid analitik-simulasi.
Prosedur hybrid analitik-simulasi digunakan untuk menyelesaikan sebuah
problem integrasi produksi-distribusi yang berlangsung pada two echelon
supply chain yang terdiri dari 2 pabrik dan 5 DC. Masing-masing pabrik
dapat memproduksi 2 produk dan mengirimkannya secara langsung ke DC dengan
menggunakan 2 kendaraan yang dimiliki tiap pabrik. Horison perencanaan yang
dipertimbangkan adalah 3 periode dimana masing-masing memiliki waktu tersedia
sebesar 48 jam. maka langkah pertama adalah mendapatkan
rencana produksi-distribusi dengan
menggunakan model analitik yang telah dikembangkan.
SIMPULAN
Penelitian lanjutan yang bisa dilakukan
untuk menyempurnakan yang ada saat ini adalah: Mengembangkan model simulasi
dengan menggunakan module-based modeling sehingga waktu yang dibutuhkan untuk
membangun sistem supply chain yang kompleks menjadi lebih singkat dan
memiliki fleksibilitas yang tinggi dengan adanya perubahan konfigurasi sistem.
Merancang agar output model simulasi di-generate secara otomatis dan
disimpan dalam bentuk file Excel sehingga mempercepat penyesuaian kapasitas
pada model analitiknya. Memasukkan biaya-biaya yang diperlukan untuk melakukan
penyesuaian kapasitas.
Daftar Pustaka
1.
Alfieri,
A., and P. Brandimarte, Object Oriented Modelling and Simulation of Integrated
Production Distribution System. Computer Integrated Manufacturing
Systems, 10(4), 1997, pp. 261-266.
2.
Chairunisah, Model Program Stokastik dalam
Transportasi dan Logistik. Thesis, Program Studi Magister
Matematika, Universitas Sumatera Utara, 2009..
3.
Chen,
Z. L., Integrated Production and Distribution Operations: Taxonomy, Models,
Review. in Handbook of Quantitative Supply chain Analysis: Modelling in the
E-Business Era, Kluwer Academic Publishers, 2004.
4.
Fahimnia, B., Lee L., and Romeo M., Optimization/
Simulation Modeling of The Integrated Production-Distribution Plan: An
Innovative Survey. WSEAS Transactions on Business and Economics, 3(5),
2008, pp. 44-57.
5.
Garside,
A. K., A Simulation Model for Integrated Production - Distribution Problem. International
Seminar On Industrial Engineering and Management, Bali-Indonesia, 2009, pp.
22-34.
6.
Garside,
A. K., Model Simultan dan Decoupled untuk Penyelesaian Problem Integrasi
Produksi - Persediaan - Distribusi – Persediaan. Jurnal Teknik Industri, 10(1),
2008, pp. 11-25.
7.
Lee,
Y. H., and Sook, H. K., Optimal Production – Distribution Planning in Supply
Chain Management Using a Hybrid Simulation – Analytic Approach. Proceedings
of the 2000 Winter Simulation Conference, 2000, pp. 1252-1259.
8.
Lim,
S. J., Suk J. J., Kyung S. K., and Myon W. P., A Simulation Approach for
Production Distribution Planning with Consideration Given to Replenishment
Policies. The International Journal of Advanced Manufaturing Technology,
27(5), 2006, pp. 593-603.
9.
Sumarwan,
U., Dadang S., Ali K., dan Yekti H.E., Model Perencanaan Konsumsi pangan yang
Memenuhi Kebutuhan Gizi, Kebiasaan Pangan dengan Biaya Minimum (Studi Kasus di Desa
Cibitung Kulon, Kecamatan Pamijahan, Kabupaten Bogor, Jawa Barat). Media
Gizi dan Keluarga, XXI (2), 1997, pp. 17-27.
10.
Thomas,
D. J., and Paul M. G., Coordinated Supply Chain Management. European Journal
of Operational Research, 94, 1996, pp. 1-15.
11.
Wang
X., and Soemon T., Moduled – Based
Modelling of Production-Distribution Systems Considering Shipment
Consolidation. Proceedings of the 2006 Winter Simulation Conference,
2006, pp. 1477-1484.
Note: Jurnal ini adalah ringkasan untuk Tugas M11 Mata Kuliah TTKI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar